MAGETAN | Inti Jatim – Penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) yang melakukan cuci darah (hemodialisis), menjadi kebutuhan pada mesin dialisis, untuk menyaring racun dan zat sisa metabolisme tubuh yang seharusnya dibuang oleh ginjal.
Bahkan bukan hanya kebutuhan, tapi menjadi suatu kecenderungan bagi pasien GGK. Karena kalau tidak segera cuci darah, maka pasien merasakan berbagai macam ketidaknyamanan akibat penumpukan sampah uremik, kreatin, dan lainnya.
Hal itu diungkapkan Ricka DH, salah satu pasien gagal ginjal, waega Desa Pelem, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
“Benar, kalau sudah waktunya jadwal (cuci darah red) kita semangat untuk segera HD, karena badan kita serasa sangat tidak nyaman, dan ingin segera ke Rumah Sakit,” kata Ricka, Jumat (24/3/2023).
Perlu diketahui, Hemodealisis dalam istilah prosedurnya adalah untuk membuang racun dari dalam tubuh akibat ginjal yang telah rusak. Prosedur tersebut menggunakan mesin khusus (dealisis) kepada pasien yang mengalami gagal ginjal, baik itu kronis maupun akut
“Kami sangat senang apabila sudah mendekati HD. Ibarat bertamasya, kalau sudah jadwal HD, kita merasa akan bepergian atau healling,” terang Ricka kepada Inti Jatim.
Senada dengan Tukomin, warga Desa Tamanarum, Kecamatan Parang Kabupaten Magetan, bahwa proses Hemodealisa itu wajib filakukan untuk bertahan hidup, sebelum ada pendonor transplanstasi ginjal (cangkok ginjal).
“Menurut dokter, pasien yang fivonis gagal ginjal kronis itu tidak bisa sembuh sebelum transplanstasi ginjal. Maka, untuk bertahan hidup, wajib melakukan cuci darah untuk bertahan hidup,” tutup Sukimin. (Redk)