Oleh : Chandra Darusman (Pegiat Lingkungan)
Magetan sebagai Kota kecil di Jawa Timur di anugerahi oleh Tuhan memiliki beberapa kelebihan di banding kota-kota Lainya. Selain alamnya yang indah dan tanah yang subur, juga terdapat ragam budaya yang tumbuh membudaya secara berdampingan.
Hal ini tentunya menjadi modal besar untuk membangun suatu daerah, baik itu dari segi pertanian, seni budaya dan sektor pariwisata, tentunya menjadi andalan untuk mendongkrak sektor-sektor yang lainnya.
Namun, di sisi lain masih perlu adanya beberapa pembenahan terkait pemerataan taraf kehidupan warganya.
Dari 18 kecamatan di Kabupaten Magetan, masih terdapat beberapa kecamatan yang belum bisa maksimal mengelola pasar dengan baik.
Bahkan, ada juga kecamatan yang belum mempunyai pasar sendiri , dan sebagian sudah mempunyai pasar tapi belum berjalan seperti yang di harapkan. Seperti pepatah ” Hidup Segan Mati Tak Hendak “.
Pasar sendiri merupakan pusat perputaran ekonomi rakyat di suatu daerah, dan ini sekaligus bisa menjadi tolok ukur bagi suatu daerah tersebut.
Banyak faktor yang menjadi penyebab kurang optimalnya sebuah pasar itu sendiri. Dintaranya, sistem pengelolaan, letak pasar, dan daya beli masyarakatnya. Diambah kurang kesiapan warga untuk bersaing di era digitalisasi dan modernisasi jaman.
Ada beberapa catatan tentang beberapa pasar yang kurang optimal dan perlu penanganan di Magetan. Seperti mangkraknya “Pusat Produksi Unggulan (PPU) di Maospati dan Pasar Gorang Gareng lama.
Semua itu perlu segera adanya upaya revitalisasi, agar bisa berdaya guna untuk kepentingan bersama warga masyarakatnya. Pandangan ini tidak terlepas dari polemik yanh sedang terjadi.
Jika hal seperti ini tidak segera ditangani, akan berdampak pada sebuah kerugian aset tak bermanfaat bagi pemerintah. Tempat-tempat yang tidak berjalan dengan semestinya, selain menciptakan kawasan kumuh, juga bisa berdampak sosial bagi warga sekitar.
Hal terpenting adalah tentang penataan wilayah, sebagai Kota yang berjuluk “The Beauty of java”. Magetan harus terlihat bersih dan elok, pun sedap di pandang mata. (*)