MAGETAN | INTIJATIM.ID – Perubahan konflik sosial yang selalu ada dan terus bergulir, menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan.
Terlebih, saat itu Bupati Magetan Suprawoto secara tidak langsung mengetahui kondisi masyarakat khususnya warga Lanjut Usia (Lansia) yang kurang mendapat perhatian atau terlantar.
Mengetahui hal itu, Dinas Sosial (Dinsos) di Magetan mendapat mandat dari Bupati Suprawoto, untuk mengentaskan masalah kesejahteraan sosial tersebut. Yakni dengan menampung para lansia yang hidup sebatang kara, baik dalam kondisi sakit, bahkan tak bisa untuk beraktivitas atau dhoprok.
“Iya benar, ada sekitar 1.500 lansia di Magetan yang terlantar dan hidup sebatang kara. Waktu itu Pak Bupati menemui beberapa lansia untuk mengetahui kondisinya secara langsung,” kata Parminto Budi Utomo, Kepala Dinas Sosial Magetan, Kamis (8/6/2023).

Atas inisiasi Bupati Magetan ini, Dinas Sosial mendirikan panti sosial (shelter) bagi lansia yang terlantar dan sebatang kara, pada 31 Maret 2022 lalu. Tepatnya di Jalan Raya Glodog Maospati, Kelurahan/Kecamatan Karangrejo, Kab Magetan Jawa Timur.
“Pembangunan shelter lansia itu makin kuat, karena Magetan tak memiliki panti lansia. Karena di Magetan hanya ada Panti Tresna Werdha milik provinsi, yang natabenenya tidak hanya orang Magetan saja yang bisa dirawat di sana, sehingga kuota tidak memenuhi,” terang Parminto.
Sampai saat ini, Parminto menyebut, shelter lansia di Magetan telah merawat sebanyak 15 lansia, dan 5 diantaranya telah meninggal dunia.
“Kami berikan perawatan kesehatan bagi mbah-mbah kita yang memang sudah tidak bisa apa-apa. Bagi mereka yang bisa berkativitas membuat keset dari kain perca, membuat telur asin. Yang penting membuat mereka hidup bahagia,” jelasnya.
Selain itu, Pemkab Magetan bakal melakukan pembangunan perluasan panti, agar bisa menampung lebih banyak lansia yang membutuhkan perawatan intensif.
“Alhamdulillah, banyak dukungan terhadap panti lansia, termasuk dari BPRS (Perseroda). Tahun ini kita akan membangun perluasan Panti Lansia dari program Bunda Kasih, dengan daya tampung bisa tiga kali lebih besar. (Red)