Dinkes Ngawi : Koordinasi dan Evaluasi Deteksi Dini, Preventif, dan Respon KLB (Wabah)

NGAWI | INTIJATIM.ID – Istilah wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB), masih menjadi tantangan serius di dunia kesehatan masyarakat, karena dampaknya yang dapat menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian.

Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap potensi KLB, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi menyelenggarakan Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini, Preventif, dan Respon KLB/Wabah. Bertempat di gedung Aula 1 Dinas Kesehatan Ngawi, pada Senin (30/06/25).

Pertemuan ini diikuti oleh 24 petugas surveilans dari seluruh puskesmas se-Kabupaten Ngawi, serta lima tenaga rekam medis dari berbagai rumah sakit di wilayah Ngawi, yakni RSUD dr. Soeroto, RS Widodo, RSI Attin, RSUD Mantingan, dan RSUD Geneng. Kegiatan ini juga melibatkan panitia dari Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Ngawi.

Acara dibuka secara resmi oleh drg. Retno Dewi Sulistiorini, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan UKM dan UKP Dinkes Ngawi. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memahami gambaran kebijakan dalam upaya deteksi dini dan respon terhadap penyakit potensial KLB/wabah. Pun, meningkatkan pemahaman terhadap pemanfaatan aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) terhadap penyakit menular.

“Pentingnya koordinasi lintas sektor untuk memperkuat sistem deteksi dini terhadap ancaman KLB,” tegas drg. Retno.

Sebagai narasumber utama, hadir Saeku Roji dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit/P2P). Dia menyampaikan materi mengenai kebijakan terbaru dalam penanganan penyakit potensial KLB, serta pentingnya sistem pelaporan berbasis kejadian atau Event-Based Surveillance (EBS).

“Penggunaan aplikasi SKDR dan pemahaman sistem EBS sangat krusial dalam mempercepat deteksi dan respons terhadap wabah,” ungkapnya.

Saeku Roji menambahkan, bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor SR.03.01/C/1422/2025, terkait peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 dan penyebaran varian baru MB.1.1 yang telah terdeteksi di Indonesia.

Acara tersebut dilengkapi dengan sesi diskusi, tanya jawab, serta pembahasan tindak lanjut untuk memperkuat koordinasi antar fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten Ngawi. (Mei/IJ)

Loading

Leave a Reply