NGAWI | INTIJATIM.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Ngawi, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) selama dua hari pada 5–6 Mei 2025 di Aula Dwija Bhakti. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 140 peserta, termasuk guru kelas 1–6, Guru Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK).
Selain penambahan ilmu, Bimtek ini merupakan tindak lanjut dari kurasi modul ajar yang dilakukan di SMPN 6 Ngawi bulan lalu.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Ngawi, Zainal Fanani mengatakan, bahwa penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan modul ajar bertujuan untuk mendorong kreativitas dan inovasi guru. “Ini nantinya sebagai pengganti LKS mengingat saat ini banyak larangan, soal banyak orang protes, jadinya LKPD dan modul ajar ini sebagai solusi,” jelasnya. Selasa (6/5/25).
Lebih lanjut, Zainal menjelaskan, setiap satuan pendidikan akan diberikan soft file modul ajar yang setiap Kelompok Kerja Guru (KKG) dapat membuat hingga 120 modul ajar. Namun, ada beberapa tantangan diantaranya perbedaan kemampuan dan pemahaman antar guru.
“Karena tiap guru punya kemampuan/pemahaman yang berbeda-beda, jadi tantangannya menyatukan persepsi,” jelasnya.
Zainal juga menambahkan, bahwa sebelumnya, guru merasa nyaman dengan LKS. Kini, mereka didorong untuk menyatukan misi dalam membuat bahan ajar sendiri. “Bisa modul ajar sendiri, punya sistem sendiri yang dibuat internal,” katanya.
Ke depan, Disdikbud Ngawi akan menyerahkan sepenuhnya kepada wali murid dan sekolah terkait penggunaan modul ajar. Sekolah tidak akan menjual belikan modul ajar, tetapi akan memfasilitasi dengan menyediakan buku ajar.
“Nantinya mau digandakan atau difotocopy, atau misal pembelajarannya lewat laptop dengan fasilitas proyektor, itu bagaimana nanti kami koordinasikan lebih lanjut,” pungkasnya.
Disisi lain, seorang guru kelas 1 dari SDN 1 Margomulyo Ngawi, Eka menyambut baik inisiatif tersebut. Ia juga merasa pengalaman mengikuti Bimtek yang sangat berkesan.
“Modul ajar dan LKPD tim kurator mengkurasi mana yang perlu direvisi dan nanti akan digunakan untuk tahun ini pembelajaran deep learning,” ungkapnya.
Eka juga berharap, langkah ini dapat membantu para guru di Kabupaten Ngawi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga nantinya guru tidak terpaku lagi pada LKS. “Guru lebih kreatif dan inovatif yang pasti, ” tandasnya. (Mei)