Ngawi Jawa Timur Jadi Pilot Projec Pertanian Modern

NGAWI | INTIJATIM.ID – Dari 10 Provinsi di Indonesia, Kabupaten Ngawi Jawa Timur, patut berbangga hati setelah terpilih sebagai pilot project dalam implementasi pertanian modern. Program ini merupakan misi Kementerian Pertanian untuk mengubah pertanian konvensional menjadi lebih efisien dan produktif dengan penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan). Salah satu tujuanya adalah memperkenalkan teknologi modern yang mendukung sistem pertanian yang lebih maju.

Dalam rapat evaluasi yang bertempat di Kurnia Conventional Hall Rabu (18/12) yang melibatkan 34 alumni Politeknik Kementerian Pertanian dan 123 mahasiswa dari 23 Universitas di sekitar Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pun, mendapat apresiasi besar.

Setyo Budi, perwakilan dari UPT Polbangtan (Politeknik Pembangunan Pertanian Malang), yang turut hadir dalam rapat tersebut, mengungkapkan bahwa, misi khusus dari Kementerian Pertanian untuk mendukung pertanian modern sudah berjalan dengan baik. Ia bersama teman-temannya yang berasal dari Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, merasa bangga dapat berpartisipasi langsung dalam program ini.

“Dari evaluasi ini semua kompetensi sudah tercapai berkat kolaborasi antara mentor, pendamping, penyuluh, dinas, dan petani Ngawi yang sangat welcome terhadap mahasiswa,” terang Setyo Budi.

Ia juga menjelaskan, bahwa mahasiswa yang terlibat dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang merupakan bagian dari Kampus Merdeka, telah melaksanakan kegiatan magang di lima kecamatan di Ngawi selama tiga bulan.

“Selama tiga bulan, mahasiswa berkesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh di kampus, serta memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pertanian di Ngawi,” jelasnya.

Selain itu, Setyo juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, yang telah memberikan dukungan penuh terhadap kemajuan pertanian di daerah. Menurutnya, Ngawi telah lebih maju dalam bidang pertanian dibandingkan dengan sembilan provinsi lainnya yang terlibat dalam program tersebut,” tandasnya.

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi, Supardi juga berterimakasih dengan keberadaan mahasiswa magang yang tersebar di lima kecamatan, yakni Karangjati, Kwadungan, Geneng, Ngawi, dan Padas, para Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang mendapatkan manfaat besar khususnya memberikan pengetahuan baru kepada petani dalam mengelola alat dan mesin pertanian. Termasuk penyewaan alsintan dan aplikasi yang memudahkan para petani.

“Para poktan merasa terbantu dalam membuat administrasi penyewaan alsintan dan aplikasi yang dapat mendukung pertanian modern,” ungkap Supardi .

Ke depan, Supardi menyebut, program ini akan melibatkan pembentukan koperasi di lima kecamatan tersebut. Yang diharapkan dapat mendukung kemandirian petani dalam membeli alat pertanian baru dan semakin mendorong pertanian modern, sehingga produktifitas padi naik dan pendapatan juga semakin naik sehingga kesejahteraan petani semakin mapan.

Kepala Dinas Pertanian Ngawi juga menyampaikan, pesan penting kepada mahasiswa, agar mereka dapat menjadi generasi penerus petani milenial yang mampu membawa pertanian Indonesia menuju swasembada pangan. Rapat evaluasi ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan misi Kementerian Pertanian untuk mencapai swasembada pangan pada tahun 2025, sebagaimana diharapkan oleh Menteri Pertanian dan presiden RI Prabowo Subianto.

“Dengan sinergi yang baik antara pemerintah, perguruan tinggi, dan petani, Indonesia diharapkan dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional,” pungkasnya. (Mei)

Loading

Leave a Reply