Sekolah Jurnalisme Indonesia Dibuka Mendisbudristek RI

Img 20240208 141617

BANDUNG | INTIJATIM.ID – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyebut, dunia jurnalisme saat ini tengah bersaing dengan Artificial Intelegence (AI) atau kecerdasan buatan. Menurutnya, hal itu bukan alasan untuk menurunkan kualitas jurnalisme di Indonesia.

Perkataan ini disampaikan Mendisbudristek RI saat memberikan sambutan di acara pembukaan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Kelas Muda Angkatan pertama, Selasa (5/2/2024).

“Tentunya teknologi telah merubah segala aspek daripada sektor jurnalisme. Disruptif kondisinya. Tapi itu bukan alasan untuk menurunkan kualitas jurnalisme,” kata Nadiem, di Sekretariat PWI Jawa Barat, Jalan Wartawan, Lengkong, Kota Bandung.

Nadiem juga berpesan, seorang wartawan harus tetap menjaga kualitas jurnalisme di tengah disrupsi informasi.

“Kita harus berkompetisi dengan AI sekarang. Kita harus berintegritas, berpikiran kritis, kita harus menulis dengan hati nurani, karena itu yang tidak dimiliki oleh mesin kecerdasan buatan,” ungkapnya.

Nadiem bercerita, sempat dibuat pusing oleh beberapa publikasi berita online atau daring yang mengasumsikan bahwa dirinya sebagai pembaca yang sedang mengikuti isu tertentu. Menurutnya, publikasi media The Economist lebih enak untuk dibaca.

“Setiap orang dijelaskan, bahkan orang tekenal pun dijelaskan siapa dia. Seolah-olah pembaca tidak mengetahui hal itu. Ini adalah standar jurnalisme yang perlu diterapkan, sehingga masyarakat pun naik tingkat literasinya,” jelas Mendikbudristek RI ini.

Saat ini, lanjut Nadiem, misinformasi dan disinformasi, menjadi sangat rentan di masyarakat, karena tidak ada standar penulisan yang komprehensif dan integritas yang kuat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PWI Pusat, Hendri Ch Bangun menyebut SJI merupakan lanjutan dari program sebelumnya yang digagas pada tahun 2016 lalu.

SJI merupakan program peningkatan kompetensi dan wawasan seorang jurnalis dengan menyesuaikan perkembangan zaman. Pun, menjadi ikon PWI yang sudah berjalan sejak lama.

“Pada saat itu, pertama kali diadakan di Palembang tahun 2010 dengan pemberi kuliah pertama Presiden SBY. Untuk kali ini, multitasking jurnalisme menjadi andalan. Termasuk berpikir kritis, berwawasan kebangsaan, dan menjaga integritas,” tandas Hendri. (Red)

Source : Siberindo

Loading

Leave a Reply