Sukseskan Program Gubernur Jatim, Ijazah SMK Swasta di Ngawi Didistribusikan

NGAWI | INTIJATIM.ID – Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Madiun, Lena, bersama Baznas Kabupaten Ngawi dan UPZ Cabdin Madiun, melakukan aksi nyata dalam menyukseskan program Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, terkait distribusi ijazah siswa yang masih tertahan di sekolah, terutama di jenjang SMK swasta.

Sebanyak lima sekolah SMK swasta di Kabupaten Ngawi menjadi sasaran program ini. Selain pendistribusian ijazah, satu siswa per sekolah juga menerima bantuan berupa uang tunai sebagai bentuk dukungan atas kondisi ekonomi keluarga mereka.

“Kami targetkan semuanya bisa tuntas di akhir bulan April. Untuk wilayah Ngawi, ijazah SMA negeri sudah 100 persen diterima siswa. Namun, untuk sekolah swasta, biasanya ada kesepakatan antara wali murid dan sekolah, sehingga belum bisa diambil,” ujar Lena, Kepala Cabdin Madiun.

Ia menambahkan, per 25 April ini distribusi ijazah sudah mencapai lebih dari 95 persen. “Saya targetkan akhir bulan ini sudah terdistribusikan semua ijazahnya. Saya berharap, dengan diterimanya ijazah, anak-anak bisa lebih percaya diri dan mampu meraih cita-citanya,” tegas Lena.

Ketua Baznas Kabupaten Ngawi, Samsul, turut memberikan perhatian besar terhadap program ini. Menurutnya, Baznas hadir untuk menjembatani persoalan yang seringkali berkaitan dengan kemampuan ekonomi keluarga siswa.

“Kami bekerja sama untuk menindaklanjuti arahan Bu Gubernur Khofifah, yang menegaskan bahwa ijazah tidak boleh tertahan di satuan pendidikan. Namun karena adanya kendala kesepakatan antara orang tua dan yayasan, kami hadir untuk memfasilitasi hal itu,” jelasnya.

Senada dengan Lena dan Samsul, Makmun Fatoni selaku perwakilan UPZ Cabdin Madiun sekaligus Kepala SMADa Ngawi juga menekankan pentingnya pendistribusian ijazah, terutama bagi lulusan SMK yang banyak langsung terjun ke dunia kerja.

“Di sekolah swasta, tantangannya bukan hanya soal biaya. Banyak siswa yang sudah bekerja sebelum menerima ijazah, sehingga pengambilan dokumen dilakukan saat libur kerja. Bahkan ada yang belum sempat cap tiga jari,” ungkap Makmun.

Kebahagiaan juga dirasakan oleh orang tua siswa, Masriatun yang secara simbolis menerima ijazah bersama putranya di rumah.

“Saya sangat terbantu, saya sampai gak bisa ngomong ini tadi. Saya senang Akbar bisa dapat ijazah, doakan bisa cepat kerja,” ungkap Masriatun sembari meneteskan air mata.

Langkah kolaboratif ini diharapkan menjadi model bagi wilayah lain dalam menyukseskan program pendidikan yang inklusif dan berpihak pada siswa dari keluarga kurang mampu. (Mei)

Loading

Leave a Reply