Workshop Teknologi dan Pemanfaatan Gas, Perkuat Industri Migas di Indonesia

SURABAYA | INTIJATIM.ID – Satuan Kerja (Satker) khusus pelaksana usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), menggelar Workshop Teknologi dan Pemanfaatan Gas di Surabaya, pada Senin (3/7/2023).

Workshop ini merupakan tindak lanjut inisiasi Forum Gas Expo tahun 2022 lalu, dan didengungkan kembali melalui Gas Forum dengan Kegiatan Pra-Kapnas III pada tanggal 22 – 24 Mei 2023. Dengan dihadiri sekitar 180 peserta berasal dari Akademisi, Praktisi, Pemerintah Daerah, Pengusaha, BUMN dan BUMD.

Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Nurwahidi mengatakan, workshop ini bisa memberikan pemahaman bagi para peserta, tentang teknologi terkini pengolahan gas. Meliputi, implementasi teknologi, perkiraan potensi gas, kemampuan penyerapan pasar, metode konversi dari minyak ke gas, pemanfaatan sampai sistem transportasi gas.

“Acara ini untuk mempertemukan stakeholder gas dari produsen gas hulu, gas trader, industri, hingga pemerintah daerah,” katanya.

Nurwahidi berharap, workshop tentang Migas tersebut dapat membuka peluang pemanfaatan baru untuk menjawab tantangan terkait kelebihan gas. Dengan tingkat serapan gas seperti saat ini, maka sampai 10 tahun ke depan gas yang diproduksikan KKKS di Jawa Timur, Jawa Tengah diperkirakan akan terus over supply.

Sedangkan realisasi produksi minyak Jabanusa sampai 31 Mei 2023 rata-rata 198.79 ribu BOPD, lebih tinggi dari target Work Program & Budgeting 2023 sekitar rata-rata 164.22 ribu BOPD (115.2%). Sementara untuk realisasi lifting, salur, dan serapan gas Jabanusa sampai 31 Mei 2023 rata-rata 545.18 MMSCFD. Ini lebih rendah dari target WP&B 2023 sekitar rata-rata 744.5 MMSCFD (75.1%).

“Keberkahan gas yang belum terserap inilah yang menjadi harapan kita bersama agar dapat terserap dengan optimal,” jelas Nurwahidi, Srnin (3/7).

Sementara itu, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi mengatakan, volume kebutuhan migas masih terus meningkat hingga tahun 2050, seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi Nasional.

“Gas bumi akan memainkan peran kunci selama transisi energi, untuk menjaga keseimbangan keamanan energi yang tepat, sekaligus memberikan komitmen yang kredibel untuk transisi energi,” terangnya.

Saat ini, lanjut Kurnia, lebih dari 50% penemuan cadangan dalam 1 dekade terakhir merupakan lapangan gas, termasuk di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selain itu, rata-rata 70 % Plan of Development merupakan pengembangan lapangan gas dan Reserves to Production Gas Indonesia 2 kali lebih besar dibandingkan minyak bumi. Karena gas merupakan energi yang reliable dan rendah emisi dibandingkan minyak bumi.

“Kalau melihat dari profil pembeli gas Indonesia, sejak 2012, pasokan gas untuk pemanfaatan domestik telah melampaui pemanfaatan gas untuk pasar ekspor, dan penggunaan gas untuk kebutuhan domestik akan terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi domestik,” paparnya.

Pemanfaatan gas bumi di Indonesia, Kurnia menyebut, menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31% pada tahun 2022. Dari total pasokan gas 5.474 BBTUD, pasokan untuk pasar dalam negeri mencapai 3.683 BBTUD atau 67% dari total pasokan. Sementara, sejak tahun 2012, permintaan gas bumi Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 1% per tahun

“Workshop Teknologi dan Pemanfaatan Gas ini memberikan kesempatan untuk bertukar pikiran dan berkontribusi dalam penguatan industry migas di Indonesia. Dengan sinergi dan komitmen nantinya, diharapkan dapat mencapai transformasi menuju tingkat produksi 1 Million Barrel Oil Per Day (BOPD) dan 12 Billion Standard Cubic Feet Gas per Day (SCFD) pada tahun 2030,” tutup Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Indonesia. (Red)

Loading

Leave a Reply