MAGETAN | INTIJATIM.ID – Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus bentuk pelestarian budaya leluhur, Pemerintah Kelurahan Kebonagung, Kecamatan/Kabupaten Magetan, menggelar tradisi Bersih Desa yang dimeriahkan dengan Pawai Tek-Tur, pada Minggu (20/7/2025).
Tek-Tur merupakan alat komunikasi tradisional berupa kentongan bambu yang dahulu digunakan warga untuk ronda malam dan memberi tanda bahaya. Kini, simbol budaya itu diangkat kembali dalam kirab pawai sebagai pengingat nilai-nilai kebersamaan dan kewaspadaan masyarakat tempo dulu.
Kegiatan tahun ini mengusung tema “Gumregah Nyawiji Mbangun Negeri”, yang berarti bersatunya seluruh elemen masyarakat dalam membangun daerah.
“Tema ini mengandung makna penting tentang semangat kebersamaan dan gotong royong warga, khususnya di Kelurahan Kebonagung,” terang Kepala Kelurahan Kebonagung, Anam Dwi Satria.
Rangkaian acara Bersih Desa dimulai sejak 18 Juli. Diawali dengan kerja bakti di area makam Mbah Sundul, salah satu tokoh sesepuh yang dihormati masyarakat setempat, dan dilanjutkan pada 19 Juli dengan pentas seni dan budaya, dan ditutup dengan Pawai Tek-Tur sebagai puncak perayaan.
“Kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur, tetapi juga menjadi sarana mengenalkan warisan budaya lokal kepada generasi muda,” jelasnya.
Selain bernuansa budaya, acara ini juga dimanfaatkan sebagai ajang promosi potensi ekonomi lokal. Sejumlah pelaku UMKM turut meramaikan kegiatan dengan menampilkan produk unggulan khas Kebonagung dan sekitarnya.
“Harapannya, selain melestarikan budaya, kegiatan ini juga mampu meningkatkan animo masyarakat terhadap produk lokal dan turut menggerakkan roda perekonomian warga,” ungkap Anam.
Wakil Bupati Magetan, Suyatni, yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi kepada warga Kebonagung atas komitmennya dalam menjaga dan melestarikan tradisi luhur.
“Upaya seperti ini perlu terus didukung. Tradisi adalah identitas, dan menjaga budaya berarti menjaga jati diri bangsa,” tegasnya. (Bgs/IJ)