Kades Cup 3 Bandangan Grass Track, Ajang Unik Kolaborasi Budaya dan Olahraga di Ngawi

NGAWI | INTIJATIM.ID – Suasana panas terik tak menyurutkan antusiasme ribuan warga yang memadati Dusun Krawut, Desa Mangunharjo, Kecamatan Ngawi, Jawa Timur. Mereka datang untuk menyaksikan Kades Cup 3 Bandangan Grass Track, sebuah ajang balapan unik yang mempertandingkan para pembandang (pekerja pengangkut hasil panen dari sawah ke jalan. Red) di lintasan arena persawahan ala motocross. Minggu (20/7/25).

Ajang ini digagas oleh Kepala Desa Mangunharjo, Suprapto, yang dikenal sebagai mantan pembandang. Ia menyebutkan, kegiatan ini selain sebagai hiburan rakyat, juga merupakan bentuk pelestarian profesi pembandang yang selama ini menjadi bagian penting dalam ekosistem pertanian.

“Bandangan bukan hanya pekerjaan fisik, tapi juga budaya dan simbol kerja keras petani. Kita angkat ini menjadi tontonan menarik, sekaligus wadah untuk mempererat hubungan sosial antar warga,” katanya.

Menurut Prapto, Kades Cup 3 ini digelar sebagai bagian dari peringatan Bersih Desa Mangunharjo, memperingati Hari Jadi Kabupaten Ngawi ke-667, dan juga menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-80. Ajang ini telah digelar rutin selama tiga tahun terakhir, dan selalu mendapat sambutan hangat dari masyarakat.

Budi Sulistyo (tengah), Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan.

Uniknya, para peserta adalah pembandang asli dari wilayah Ngawi dan sekitarnya. Dengan mengenakan pakaian sentuhan gaya seperti pembalap profesional. Dengan beban sekitar 1,5 kwintal gabah di atas motor trail, mereka berlomba menaklukkan lintasan sawah yang telah disulap menjadi arena grass track.

Tak hanya peserta, penonton pun tak dikenai biaya masuk. Para pembandang juga mendapatkan tropi dan uang pembinaan dari panitia.

“Kegiatan ini gratis. Yang ikut lomba tidak dipungut biaya. Kita siapkan hadiah, sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras mereka,” jelas Suprapto.

Acara tersebut dibuka langsung oleh Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, yang menyebut event ini sebagai bentuk kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

“Ini bukan sekadar lomba. Ini adalah bentuk syukur masyarakat atas panen raya. Bandangan adalah khasanah budaya petani kita, bagian dari sistem distribusi hasil pertanian dari sawah ke jalan,” ungkap Bupati Ngawi.

Selain itu, ajang balap bandangan ini juga mendapat apresiasi dari Anggota DPR RI, Budi Sulistyono, atau yang akrab disapa Mbah Kung Kanang.

“Ini kegiatan yang bagus untuk membangun komunikasi, kerukunan, dan memperkenalkan budaya lokal. Harus terus didukung agar menjadi ikon wisata budaya Ngawi,” pungkasnya. (Mei/IJ)

Loading

Leave a Reply

error: Content is protected !!