Perpisahan SDN Kedunggalar 1 Digelar di Notosuman, Wali Murid Keberatan Biaya dan Dress code

NGAWI | INTIJATIM.ID — Rencana perpisahan siswa kelas 6 SDN Kedunggalar 1 Ngawi, menuai kritikan dari sejumlah wali murid. Acara yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 18 Juni 2025 mendatang, rencana digelar di Notosuman dengan konsep yang cukup mewah, lengkap dengan dresscode dan berbagai perlengkapan tambahan. Biaya yang dianggap “fantastis” ini menjadi keluhan utama para wali murid.

“Kalau cewek pakai kebaya merah dan cowok harus pakai jas, lha kalau gak punya ya nyewa, itu butuh biaya lagi dan tambahan disuruh bawa buket bunga per anak,” keluh salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya.

Tak hanya soal pakaian, wali murid juga menyoroti lokasi acara yang dianggap terlalu jauh dan tidak efisien secara biaya, meskipun pihak sekolah menyediakan kendaraan.

“Musim paceklik gini cari uang susah, harusnya di sekolah saja, sederhana, pakai seragam, tumpeng dan lepas balon juga cukup. Tidak perlu macam-macam,” imbuhnya.

Keluhan juga muncul di grup WhatsApp wali murid, namun disebutkan tak mendapat tanggapan dari panitia. Bahkan, beberapa wali murid merasa seolah-olah panitia memaksakan konsep acara tanpa membuka ruang diskusi.

“Panitia seperti ngotot, sekolah juga seolah lepas tangan. Padahal bisa kok kalau acaranya di sekolah, gak perlu sewa baju, gak perlu bikin buket,” ungkap wali murid lain.

Terpisah, Kepala Sekolah SDN Kedunggalar 1, Katarina Yosepin atau akrab disapa Bu Rina, mengaku sekolah hanya mengikuti kesepakatan awal dari wali murid.

“Kemarin sudah disepakati diadakan di Notosuman biayanya Rp.250.000 katanya lebih murah daripada di sekolah. Kalau di sekolah justru dihitung-hitung lebih mahal karena harus sewa tenda dan lainnya, sampai Rp355.000,” jelas Rina.

Ia juga menyatakan bahwa, pihak sekolah sudah meminta izin pelaksanaan ke Koordinator Wilayah Kecamatan Kedunggalar.

“Izin sudah kami ajukan dan Bu Endang (Korwil) sudah oke. Tapi kalau ada yang keberatan, silakan cari solusi bersama. Kami serahkan ke panitia,” paparnya.

Namun saat tim media mencoba menghubungi panitia pelaksana acara bernama Dwi, sambungan sempat tersambung tetapi kemudian langsung diblokir.

Di tengah ketidakpastian ini, sebagian besar wali murid berharap pelaksanaan perpisahan bisa disederhanakan demi menghindari beban biaya tambahan.

“Yang penting bukan tempatnya, tapi maknanya. Jangan sampai habis perpisahan malah meninggalkan utang,” timpal wali murid lainnya. (Mei)

Loading

Leave a Reply

error: Content is protected !!