Datangkan Buyer ke Lokasi Produksi, Dewi Ngubalan Jadi Penyumbang Devisa Ngawi
NGAWI | INTIJATIM.ID – Desa Wisata (Dewi) Ngubalan yang berada di dua Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar, dan Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, semakin menegaskan diri sebagai sentra industri kreatif dan penyumbang devisa daerah. Ini dilakukan melalui ajang Ngawi Furniture 2025, yang digelar selama 2 hari Selasa Rabu (28-29 Oktober 2025.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Tenaga Kerja Ngawi, Kusumawati Nilam, menjelaskan, Pemerintah Daerah menghadirkan konsep baru dengan tema “Visit Factory Meet The Chafters”, yang dibuat berbeda dengan menghadirkan buyer langsung ke lokasi produksi.
“Kita datangkan buyer yang dinaungi HIMKI agar mereka dapat melihat langsung proses produksi yang dilakukan teman-teman IKM. Harapannya kedepan bisa terjalin kerjasama perdagangan dan IKM bisa kembali bangkit,” katanya.
Nilam mengungkapkan, sebanyak 60 pelaku IKM akan mendapatkan pendampingan intensif dari dinas terkait agar mampu memperluas pasar ke luar negeri. “Kita dorong agar para pengrajin tidak hanya ekspor undername tapi bisa ekspor sendiri, “ujarnya optimis.
Sementara itu, Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, ingin fokus mengembangkan sektor ekonomi kreatif dengan memberikan dukungan berupa sarana prasarana serta infrastruktur jalan menuju Desa Wisata Ngubalan.
“Sebagai penyumbang devisa, terutama di bidang industri kreatif dan ekonomi kreatif, kita ingin membranding Kabupaten Ngawi agar menjadi kompetitif dan punya daya saing tinggi,” jelas Bupati Ony.
Menurutnya, pemberdayaan tidak cukup dengan narasi akan tetapi diperlukan dukungan lintas dinas termasuk dari Dekranasda.
“Perbaikan jalan dan penyediaan alat produksi seperti oven, harus kita suport. Jangan sampai SDM yang sudah mumpuni, kita telat mengintervensi, sehingga mereka tidak dapat dukungan memadai,” ungkapnya.
Dengan menggandeng HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) dari Yogyakarta, Surabaya dan Solo raya, Bupati berharap dapat memperoleh ilmu langsung dari Pengrajin yang lebih dulu ekspor.
“Maksut pertemuan ini agar ada komitmen, termasuk membahas persoalan teknis seperti sistem pembayaran yang minta mundur, mengingat HIMKI sudah sering ekspor jadi sudah lebih dulu eksis,” pungkas Bupati Ngawi. (Mei/IJ)
![]()



Post Comment