NGAWI | INTIJATIM.ID – Soal bantuan Program Sanitasi DAK 2024 dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, yang penerima manfaat dibebani penggalian septik dan bangunan terkesan asal jadi, akhirnya terjawab sudah.
Anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Desa Kartoharjo, Kabupaten Ngawi, Yatno, selaku pengadaan barang dan jasa mengatakan bahwa, dirinya telah memperbaiki 3 titik yang rusak akibat bangunan yang terkesan asal jadi.
“Masalah bantuan galian dibantu penerima. kesepakatannya pas musyawarah, tapi berita acaranya tidak ada, jadi warga diajak untuk bikin kesepakatan itu karena anggarannya mepet,” ungkapnya. Minggu (03/10/24).
Yatno menjelaskan, bahwa dirinya pernah mengusulkan ke dinas terkait soal tidak ada besi slop, namun tidak digubris. Usulan tersebut adalah untuk penahan tanah mengingat kondisi wilayah Desa Kartoharjo merupakan tanah bergerak.
“Kita hanya mengerjakan sesuai RAB, dari dinas sudah ada begitu. Yang mahal itu tangki septik, harganya Rp. 3.850.000, kalau tau timbul masalah begini saya mundur, ” tegas Yanto.
Sebagai bagian pengadaan barang dan jasa, Yatno menyebut, hanya sekedar order barang lewat toko dan nantinya ketua KSM yang melakukan pembayaran.
“Sekedar omong omongan aja di tokonya pak priyo kamituwo pangkur. Jadi, kita didrop dari situ semua, kecuali tangki septik ordernya dari Gresik,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, penerima program sanitasi tahun 2024, Purwanti mengaku dibebankan penggalian septik. Sehingga, warga Dusun Bulung Desa Kartoharjo Ngawi tersebut harus menyuruh anaknya untuk melakukan penggalian.
Ia juga menepis, bahwa penggalian septik tidak ada upah bagi pekerja, karena dilakukan mandiri. “Yang bayari siapa, gak ada. Ya anakku sendiri gantian sama temannya yang mengali. Mana ada upahnya, kalau gak digali sendiri gak bakal dikerjakan,” ungkapnya. (Tim/Red)