NGAWI | INTIJATIM.ID – Merebaknya Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda di wilayah Kabupaten Ngawi, membuat Pemkab kalang kabut. Salah satunya membentuk Satgas Pencegahan PMK sebagai langkah preventif untuk mengatasi masalah tersebut.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Ngawi, Eko Yudo Nurcahyo, telah merespon atas laporan dari camat dan kepala desa di Kabupaten Ngawi, yang melaporkan ternak warganya terjangkit PMK. Pun, melakukan langkah-langkah preventif dengan mengirimkan tim ke lokasi-lokasi yang terdampak.
“Kami telah datang ke wilayah yang dilaporkan, memberikan vitamin, disinfektan, vaksin, dan juga melakukan sosialisasi kepada para peternak,” terang Yudo, pada Jumat (27/12/2024).
DPP Ngawi juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat, untuk memberikan pemahaman kepada pemilik ternak agar selalu menjaga kebersihan kandang, menyemprotkan disinfektan, dan memisahkan ternak yang sakit dari yang sehat.
Yudo mencurigai, penyebaran PMK di Ngawi disebabkan oleh perdagangan sapi yang datang dari luar kota. Selain itu, Dinas Peternakan dan Perikanan telah membentuk satuan tugas untuk melakukan sterilisasi pasar hewan, yang akan dimulai pada Senin Legi depan.
“Kami akan memastikan bahwa sapi yang terindikasi sakit tidak diizinkan masuk ke Pasar Legi. Kami juga bekerjasama dengan TNI, Polri, serta Dinas Perdagangan untuk memperketat pengawasan,” jelasnya.
Kepala DPP Ngawi memastikan, bahwa ketersediaan disinfektan di wilayah Ngawi masih aman hingga Januari mendatang. Namun, apabila terjadi kekurangan, pihaknya akan segera mengusulkan tambahan kepada provinsi maupun pusat.
“PMK di Ngawi belum termasuk dalam kategori KRB (Kajian Risiko Bencana), dan pengumuman resmi tentang status wabah akan disampaikan oleh pemerintah,” ungkapnya.
“Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, kami berharap wabah PMK ini segera teratasi dan keadaan peternakan di Ngawi dapat pulih kembali,” tandasnya. (Mei)