MAGETAN | INTIJATIM.ID – Pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa PAUD, SD, dan SMP di bawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Magetan, menghadapi sorotan serius. Peringatan ini dikeluarkan kepada seluruh sekolah sasaran, agar meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pengecekan terhadap menu MBG dari SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) masing-masing wilayah.
Seruan tersebut menyusul kekhawatiran meluasnya kasus keracunan massal yang terjadi di beberapa daerah. Seperti, di Bandung, Garut, Bojonegoro, serta yang baru terjadi pada Rabu (1/10) kemarin, di SMKN 1 Sine Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
“Kami meminta sekolah untuk proaktif melakukan pengawasan. Apabila kondisi makanan yang dikirim itu sekiranya dipandang ada yang mungkin basi dan sebagainya, supaya langsung komplain sebelum dibagikan kepada anak,” tegas Kepala Dikpora Magetan, Suwata, pada Jumat (3/10/2025).
Instruksi ini dikeluarkan, mengingat sekolah tidak memiliki sampel makanan untuk uji coba, sehingga pengecekan kualitas hanya bisa dilakukan terbatas secara visual.
“Seperti nasi yang terlalu lembek karena ditutup saat masih panas juga menjadi perhatian, karena dapat memicu penurunan kualitas dan kontaminasi,” jelasnya.
Kekhawatiran terhadap kualitas makanan semakin diperkuat oleh hasil evaluasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Magetan. Suwata menyebut, satgas MBG menemukan bahwa banyak dapur SPP-G yang belum memenuhi standar sanitasi dan kebersihan yang disyaratkan.
”Terkait hal ini bisa ditanyakan kepada Dinas Kesehatan. Salah satu contohnya, ada pekerja di dapur SPPG yang tidak menggunakan masker saat proses produksi,” ungkap Kepala Dikpora Magetan.
Untuk mendukung keamanan dan kebersihan saat konsumsi, sekolah juga diminta memperkuat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Termasuk memastikan siswa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta mengonsumsi makanan di meja untuk menghindari kontaminasi,” tandasnya. (Red/IJ)