Berjodohnya Anies dan Cak Imin

Catatan Firdaus di Jakarta, Ketua Umum Serikat Media
Siber Indonesia (SMSI)

KUNJUNGAN Anies Rasyid Baswedan ke kediaman Ibunda Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (31/8), dipandang bukan kunjungan biasa di tengah road show bakal calon presiden dari Partai NasDem itu ke berbagai pondok pesantren di Jawa Tengah dan Jatim dalam sebulan terakhir.

Apalagi pada pertemuan tertutup dengan pengasuh Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Anies sempat meminta doa restu dalam perjuangannya menjadi calon presiden Indonesia. Dari sana, Anies langsung menemui ibunda Muhaimin Iskandar di kediamannya yang berada tak jauh dari lokasi pondok pesantren.

Selama 30 menit di rumah ibunda Cak Imin, Anies mengenalkan diri, dan meminta doa restu. Anies juga mengutarakan niatnya maju menjadi calon presiden pada pemilu 2024 mendatang.

Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar Jombang mengaku kedatangan Anies ke rumah ibunda Cak Imin untuk silaturahmi ke dzuriyah pendiri NU yang lebih tua.

Terlepas dari agenda yang membungkusnya, pertemuan Anies dengan ibunda Cak Imin membuka gelagat yang mudah dibaca. Anies bak bujangan yang sedang mencari bakal calon pasangan hidup dan datang ke rumah orangtua sang calon yang diketahui sedang sama-sama jomblo.

Jika perjodohan Anies – Cak Imin ini terwujud, Pilpres 2024 mungkin akan menjadi yang terunik dalam sejarah pemilu presiden di Indonesia. Apa pun tidak ada hasil pilpres yang memuaskan semua orang.

Memang seandainya firm dan kita menggunakan persepsi positif, maka Pilpres 2024 akan menjadi yang terunik sepanjang sejarah. Lihat saja PKS dan Banser bahu membahu mengawal Anies – Cak Imin, “HMI” dengan PMII serta umat Islam Non NU mulai menyukai ceramah-ceramah Kyai NU yang terus terang public speaking-nya lebih bagus dan penguasaan kitabnya relatif lebih canggih. Sebut saja Gus Baha untuk menyebut salah satunya, yang konon keluarganya beserta para Kyai Santri Jateng banyak yang Pro Anies. Tinggal sisanya di Jatim akan digarap oleh Cak Imin.

Sungguh ini cermin Indonesia. Karena memang sejatinya dalam hidup bertetangga saya lihat sudah seperti itu. Misal di komunitas NU, banyak Non NU ikut tahlilan, karena ingin ta’ziyah pada keluarganya. Sebaliknya bisa jadi ketua ranting Muhammadiyah memimpin tahlil di komunitasnya. Karena sebagian bacaan tahlil memang dari Kanjeng Nabi sholalloohu ‘alaihi wassalam. (*)

 

Loading

Leave a Reply