MAGETAN | INTIJATIM.ID – Pertama kali menjabat Bupati Magetan, saya teringat waktu kejadian demo tahun 2020 lalu, di sebuah pabrik garmen.
Hal ini diungkapkan Bupati Magetan Suprawoto, bahwa sebagai pemimpin (bupati red) harus membuat keputusan cepat untuk mencari jalan keluar di tengah kebuntuan, dan keruwetan dalam situasi.
Waktu itu ada demo dilakukan karyawan hingga malam hari, dan melakukan bakar-bakar. Mereka menuntut gaji yang belum dibayarkan.
“Pak Bupati harus ke sini, pinta Kapolres waktu itu. Lalu saya datang dan saya temui mereka, kemudian saya sampaikan akan membantu penyelesaian. Saya minta para buruh bubar dan jangan bakar-bakar,” cerita Bupati Suprawoto, beberapa waktu lalu.
Bupati Suprawoto bercerita duduk perkaranya. Buruh tak dibayar selama 3 bulan, sementara perusahaan memang tak mampu bayar karena ekspor tertahan di pelabuhan akibat Covid-19.
“Saya berkomunikasi lewat telpon dengan pemilik perusahaan. Katanya, uangnya baru bisa cair di bulan depan. Saya memutuskan pemkab akan backup,” jelas Bupati Magetan.
Suprawoto mengaku, itulah keputusan cepat yang diambil sebagai jalan tengah, dimasa Covid-19 melanda. Sehingga demonstrasi akan jadi penyebab cepat penyebaran. Di sisi lain, ada janji kesanggupan dari perusahaan untuk membayar di bulan depan.
“Sampai di sini, saya juga mikir. Dari mana Pemkab bisa nalangi gaji buruh yang nilainya 2 Milyar itu, tanpa menggunakan APBD,” ceritanya di rumah dinas Pendapa Surya Graha.
Selanjutnya, Bupati Suprawoto meminta bantuan BPRS Magetan, setelah Bank Jatim tidak bersedia. Pun, sertifikat rumah dan tanah miliknya disertakan sebagai jaminan.
“Pak Dandim dan Pak Kapolres juga backup saya. Alhamdulillah, sebulan kemudian selesai, dan dibayar oleh pabrik. Masalah selesai,” jelasnya.
Dari dini bisa dipetik sebagai pelajaran, bahwa niat baik akan selalu mendapatkan jalan dan bantuan sang pencipta. (Red)