NGAWI | INTIJATIM.ID – Terkesan angker, ditumbuhi ilalang dan bekas kotoran hewan, gudang Gapoktan Tani Makmur yang berada di Jalan Supriyadi Desa Kartoharjo Kecamatan Ngawi, keadaannya sangat memprihatinkan. Bahkan, bunyi token listrik tanda habis menambah miris.
Menurut pengakuan warga sekitar, keberadaan kantor Gapoktan itu sudah lama tak beroperasi, dan sebagian alat-alatnya berada di rumah Ketua Gapoktan, yang tak lain adalah Kaur Pemerintahan Desa Kartoharjo.
“Alat alatnya dibawa kerumahnya pak ketua di dusun Bulung, jadi disini gak ada kegiatan apapun. Ya… sebagian ada kombi dibelakang, tapi sudah lama tidak difungsikan,” ujar salah satu warga sekitar, Sabtu (20/04/24).
Menurut pengakuan Guntoro, bendahara Gapoktan Tani Makmur saat dikonfirmasi awak media intijatim.id mengaku, tak tahu menahu soal uang kas. Pasalnya, ia sama sekali tidak pernah tau berapa besaran jumlah uangnya.

“Lebih jelasnya ke pak Tris, karena beliau yang tau dan bawa uangnya, dan sebagian alat kombi disewakan di luar kota,” terangnya.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Kartoharjo, Suwarjono mengaku bahwa, pihaknya sama sekali tidak pernah diberikan uang masuk dari hasil sewa yang hanya Rp. 250.000 perbula. Padahal, tanah yang dibuat mendirikan bangunan gapoktan tersebut adalah tanah kas desa (TKD).
“Tak pernah ada RAT (Rapat Anggota Tahunan), sejak covid semua yang ambil alih ya kaurku selaku ketua Gapoktan. Mengenai alat pertanian, semua ada di rumahnya, makanya keadaan Gudang Gapoktan ya terbengkalai hanya beberapa yang tersisa,” jelas Suwarjono.
Ia juga menyayangkan, Gapoktan Tani Makmur yang dulunya pernah berjaya di Tahun 2016 di kancah Nasional, kini keadaannya memprihatinkan.
Selain itu, Kades Kartoharjo juga bercerita, semenjak meraih penghargaan itu, berbagai macam bantuan alat pertanian dikucurkan oleh Pemerintah Daerah Ngawi.
“Saya hanya bisa mengenangnya saja, dulu berjaya sekarang seperti ini,” pungkasnya. (Mei)