Khofifah – Emil, Manfaatkan Hari Tenang untuk Ziarah Makam

BLITAR | INTIJATIM.ID – Memasuki masa tenang Pilkada 2024, Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak berziarah ke makam Proklamator RI, Soekarno, di Blitar. Minggu (24/11).

Serangkaian ziarah makam ini juga dilakukan oleh Khofifah dan Emil dengan mengunjungi makam pendiri NU KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdurrahman Wahid. Hari ini mereka memanjatkan doa dan menaburkan bunga di pusara Bung Karno sebagai bentuk penghormatan.

Khofifah menjelaskan bahwa ziarah yang dilakukannya ini adalah sebuah bentuk napak tilas, mengingat perjuangan para pendahulu bangsa yang telah merebut kemerdekaan dan memperjuangkan kebaikan untuk seluruh warga negara Indonesia.

“Kemerdekaan itu dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia, dan ini adalah hasil dari perjuangan tokoh-tokoh besar, termasuk Bung Karno,” katanya.

Pasangan Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak, melakukan ziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy’ari dan Presiden RI ke-4. Minggu (24/11/2024).

Menurut Khofifah, Bung Karno adalah sosok pemimpin yang sangat mengutamakan kerukunan, persatuan, serta kedekatannya dengan ulama. Ia juga bercerita, bahwa ada sebuah kisah penting yang menunjukkan bagaimana Bung Karno berupaya menjaga persatuan bangsa, khususnya dengan ulama.

Waktu itu, Bung Karno sangat risau dengan perbedaan pendapat antar tokoh bangsa yang membuat suasana semakin meruncing. Sehingga mendorong Presiden Indonesia pertama ini untuk berkonsultasi dengan KH Wahab Chasbullah, seorang ulama besar NU di Jombang.

“Dalam pertemuan tersebut, Bung Karno mencurahkan keresahannya mengenai perpecahan yang bisa mengancam keutuhan bangsa Indonesia yang baru saja merdeka. Oleh Kiai Wahab, diberikan saran untuk mengadakan silaturahmi nasional pada bulan Syawal, namun tidak sekadar silaturahmi biasa, melainkan disebut ‘Halal bi Halal’ untuk menyatukan kembali hati dan menghilangkan perbedaan,” terang Khofifah.

Menurutnya, Kiai Wahab adalah orang yang pertama kali mengusulkan istilah Halal bi Halal, dan Bung Karno adalah yang pertama kali melaksanakannya. “Sejak saat itu, tradisi Halal bi Halal menjadi ritual penting di Indonesia setiap bulan Syawal, sebagai cara untuk mempererat tali persaudaraan dan saling memaafkan,” jelas Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini.

Hal ini menunjukkan, lanjut Khofifah, bahwa betapa dekatnya hubungan antara Bung Karno dan ulama, terutama ulama NU. Mereka saling melengkapi dalam membangun bangsa. Ia menegaskan, bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, namun persatuan dan persaudaraan harus tetap dijaga.

“Saya berharap, masyarakat Indonesia bisa terus menjaga kerukunan dan tidak membiarkan perbedaan memecah belah persatuan bangsa. Karena beda pendapat itu wajar, namun menjaga keutuhan NKRI adalah yang paling penting,” tutup Khofifah. (Red)

Source: Siberindo

Loading

Leave a Reply