Highlight

Lima Tahun Kosong, Kades Keras Kulon Bantah Isu Miring Uang Lelang Bengkok hingga Ujian Perades

gridart 20251214 174947712

NGAWI | INTIJATIM.ID – Kekosongan jabatan Kepala Dusun (Kasun) Keras Kulon II selama lima tahun terakhir sempat diterpa berbagai isu miring, mulai dari dugaan penyalahgunaan uang lelang tanah bengkok, hingga kecurigaan permainan dalam proses seleksi perangkat desa (Perades).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Keras Kulon, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Samsul Hadi, menegaskan seluruh tuduhan tersebut tidak terbukti. Hal itu disampaikan saat ditemui di ruang kerjanya, Minggu (14/12/25). Pun, menanggapi unggahan di media sosial yang mempertanyakan transparansi seleksi Perades.

“Monggo dicek, saya siap. Saya buktikan ini clean and clear. Justru saya sendiri kecewa, warga Desa Keras Kulon yang ikut sedikit, padahal saya pastikan proses ini bersih,” tegasnya.

Untuk memastikan objektivitas, Pemdes Keras Kulon menggandeng pihak ketiga dari Universitas Islam Negeri Ponorogo dalam pelaksanaan ujian seleksi. Samsul menegaskan dirinya tidak ingin bermain-main dalam urusan tersebut.

IMG-20251214-WA0028-300x169 Lima Tahun Kosong, Kades Keras Kulon Bantah Isu Miring Uang Lelang Bengkok hingga Ujian Perades
Samsul Hadi, Kepala Desa (Kades) Keras Kulon, Kec Gerih, Kab Ngawi, Jawa Timur. (Foto: Mei Irmayanti)

“Saya ini mau nyalon lagi di 2027, tidak mungkin mempertaruhkan nama baik. Bahkan kemarin ada tawaran masuk Rp.450 juta, saya tolak. Bukannya apa-apa, saya ogah ambil risiko,” jelas Samsul Hadi tegas.

Terkait tanah bengkok Kasun yang kosong selama lima tahun, Kades Keras Kulon menjelaskan, bahwa bengkok tersebut dilelang dengan nilai sekitar Rp.16.250.000 per tahun. Hasilnya, kata dia, dibagikan kepada RT untuk kegiatan warga.

“Sudah lima tahun kosong, tiap RT saya kasih Rp.1 juta untuk kegiatan, totalnya Rp.15 Juta. Biasanya banyak orang ngomong dipakai kadesnya, monggo dicek saja ke RT,” ungkap Samsul Hadi, di sela-sela ujian perades di Aula Kantor Desa Keras Kulon.l.

Dalam seleksi Perades tersebut tercatat 29 peserta mengikuti ujian, terdiri dari 15 warga Desa Keras Kulon dan sisanya berasal dari desa maupun kabupaten lain. Hasil tes pun menunjukkan nilai peserta relatif berdekatan.

Salah satu peserta, Dodi, mengaku puas dengan proses seleksi meski belum berhasil lolos. “Sudah fair kok. Nilainya juga bagus-bagus, bedanya tipis. Tidak ada nilai 60 semua hampir 70 ke atas. Bahkan tadi selisihnya tipis banget, peringkat pertama 93, kedua 92,” kata Dodi.

Sementara itu, Imron, warga yang sempat mengunggah kritik di media sosial, mengaku tujuannya hanya ingin memastikan seleksi berjalan murni karena putranya ikut dalam ujian dan memperoleh nilai 86.

“Saya berharap tesnya murni, tidak ada permainan, biar yang main agak takut. Anak saya ikut tes dan tidak punya modal uang maupun koneksi. Sepertinya memang murni, karena ada keluarga besan kades juga nilainya tidak tinggi-tinggi amat,” pungkasnya.

Sebagai informasi, hasil akhir seleksi perades menetapkan Sutopo sebagai peraih nilai tertinggi dengan skor 93, mengungguli 28 peserta lainnya. Mantan ketua RW ini secara resmi menjadi calon Kepala Dusun Keras Kulon II, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi. (Mei/IJ)

ajax-loader-2x Lima Tahun Kosong, Kades Keras Kulon Bantah Isu Miring Uang Lelang Bengkok hingga Ujian Perades

Share this content:

Post Comment

error: Content is protected !!