Ngawi : Catat Penurunan Stunting Signifikan, Targetkan di Bawah 10 Persen

NGAWI | INTIJATIM.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi terus menunjukkan komitmennya dalam percepatan penurunan stunting. Dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Ngawi, kegiatan percepatan ini mencatatkan hasil yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Ngawi Jawa Timur menurun tajam dari 28,5 persen pada 2022, menjadi 14 persen di 2023, dan kembali turun menjadi 11,4 persen pada 2024.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Ngawi menyampaikan bahwa capaian ini tidak terlepas dari kerja keras semua pihak melalui kolaborasi lintas sektor.

“Kita menjadi salah satu dari 10-15 kabupaten dengan penurunan stunting terbanyak se-Indonesia dari ribuan kabupaten/kota. Ini bukan kerja satu pihak, tapi hasil dari kerja kolaboratif seluruh OPD yang terlibat dalam 29 indikator penilaian,” ungkap dr. Aning di Command Center. Selasa (10/06/25).

Lebih lanjut, Ia menambahkan, bahwa upaya pencegahan terus difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk pembangunan jamban sehat, peningkatan gizi ibu hamil, serta pemantauan bayi lahir berisiko stunting yang jumlah kelahiran mencapai 12.000 per tahun.

“Stunting itu dihitung dari usia 0 hingga 5 tahun. Angka 1,4 persen mencerminkan bayi dengan berat badan rendah disertai penyakit penyerta. Kami terus berkoordinasi dengan dokter spesialis untuk penanganan kasus-kasus ini,” jelas dr. Aning.

Sementara, Pemkab Ngawi menargetkan angka stunting di 2025 turun hingga di bawah 10 persen, sejalan dengan target Percepatan Penurunan Balita Gizi Buruk dan Stunting Nasional (PPBGN) yakni 9,6 persen. Menurut Bupati Ngawi, peningkatan akurasi data melalui kegiatan Surveilans Gizi dan penimbangan balita menjadi fokus utama.

“SGI dan penimbangan kita pastikan tidak ada margin of error, karena data akurat sangat penting untuk intervensi yang tepat sasaran,” ujar Ony Anwar Harsono.

Salah satu tantangan yang cukup mengejutkan datang dari wilayah perkotaan. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, jumlah ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) justru lebih tinggi di perkotaan. “Fenomena ini terjadi karena banyak ibu hamil yang takut gemuk, sehingga mengurangi asupan makanan secara tidak tepat,” katanya.

Meskipun anggaran pemerintah daerah mengalami penurunan, Pemkab Ngawi tetap berkomitmen melanjutkan program penurunan stunting dengan optimalisasi dana sekitar Rp9 miliar dan partisipasi dari sektor swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR).

“Anggaran memang turun, tapi bukan berarti kegiatan kami berkurang. Justru partisipasi CSR dan pengelolaan anggaran dari dana desa yang efektif membuat upaya ini terus berjalan,” tegas Bupati Ony.

Dengan kerja sama pentahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media, Ngawi kini masuk 5 besar provinsi Jawa Timur dengan progres penurunan stunting terbaik. (Mei)

Loading

One thought on “Ngawi : Catat Penurunan Stunting Signifikan, Targetkan di Bawah 10 Persen

Leave a Reply