Nyadran Jadi Tradisi Tahunan di Desa Wilayah Karisidenan Madiun

Gridart 20240703 223707534

NGAWI | INTIJATIM.ID – Jelang Suronan (bulan Muhharam), banyak desa melaksanakan Nyadran atau biasa dikenal dengan bersih desa.

Tak hanya di Kabupaten Ngawi, wilayah karisidenan seperti Magetan, Ponorogo, Madiun dan sekitarnya juga menandai bulan suro dengan nyadran. Sehingga, kegiatan peninggalan para leluhur tersebut perlu dilestarikan.

“Kegiatan Nyadran merupakan agenda tahunan Selasa Kliwon, untuk melestarikan budaya dan juga menghormati para leluhur agar kedepannya masyarakat desa ini menjadi aman, nyaman, guyup rukun dan gemah ripah loh jinawi,” kata Supono, Kades Waruk Tengah, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi, Selasa(02/07/24).

Img 20240703 Wa0008
Makam Para Leluhur (Punden) di Desa Waruk Tengah, Kec. Pangkur, Kab. Ngawi.

Di tengah gempuran era mordernisasi, menurut Kades yang baru dilantik beberapa bulan lalu ini, seni Karawitan masih menjadi pilihan utama agar tetap eksis. “Ciri khas memang karawitan, dan alhamdulilah ini juga milik desa sendiri, jadi sekalian promosi,” ungkapnya.

Perlu diketahui, dalam pundhen tersebut terdapat beberapa nama yang tertulis. Nama-nama itu merupakan punggawa desa atau kepala desa yang sudah meninggal. Sehingga peziarah bisa mengirim doa saat datang ke makam.

“Itu merupakan kepala desa yang sudah meninggal dan belum diperbarui. Seharusnya ada 15 nama, termasuk Mbah Lurah Niti almarhum jug belum tertulis,” jelas Supono. (Mei)

Loading

Leave a Reply