NGAWI | INTIJATIM.ID – Penerima program Sanitasi DAK 2024 dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Ngawi, Purwati mengaku dibebani untuk penggalian septik. Warga RT.03/RW.07 Dusun Bulung, Desa Kartoharjo ini terpaksa harus menyuruh anaknya untuk menggali septik.
Purwati dengan tegas menepis bahwa ada upah pengganti galian yang diberikan oleh Yanti KSM. “Yang bayari siapa, mana ada upahnya, gak ada. Anakku sendiri gantian sama temannya, habis gali disini baru gali di rumah temennya, yang sama-sama dapat program tersebut. Karena alau gak digali sendiri gak bakal dikerjakan,” Jelas Purwati. (01/11/24)
Meski tidak keluarkan uang, Purwati mengaku sering memberi makan minum dan rokok untuk tukang yang mengerjakan kamar mandi miliknya.
Namun demikian, lanjut Purwati, bahwa keadaan lantai dari WC yang baru sebulan itu sedah merembes. Tapi dirinya tetap bersyukur dengan bantuan tersebut akhirnya punya wc sendiri.
Saat dikonfirmasi lewat saluran telponnya, Yatno anggota KSM Desa Kartoharjo membenarkan, bahwa dirinya telah memperbaiki 3 titik yang rusak akibat bangunan yang terkesan asal jadi.
“Masalah bantuan itu memang dibantu sama penerima,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait apakah dana tersebut tidak bisa mengcover sehingga harus meminta warga untuk menggali septik sendiri, Yatno memilih bungkam dan tidak memberi keterangan apapun.
Sebagai informasi, besaran anggaran untuk bantuan Program Sanitasi DAK 2024 pertitik sebesar Rp. 9.350.000. Namun demikian, warga harus keluar uang sendiri untuk biaya menggali. (Tim/Red)