Sekolah Ramah Anak, Kepedulian Pemkab Magetan Untuk Pendidikan Tanpa Kekerasan

MAGETAN | INTIJATIM.ID – Sekolah “Ramah Anak” gencar dideklarasikan oleh Pemkab Magetan Jawa Timur, melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora).

Kepala Dikpora Magetan mengatakan, sebanyak 90 persen sekolah di Magetan mulai tingkat TK, SD, dan SMP telah terpampang sebagai Sekolah Ramah Anak.

“Papan nama yang dipasang di sekolah, untuk memberitahukan bahwa satuan pendidikan disini ramah anak,” ujar Suwata di Magetan.

Pelaksanaan program sekolah Ramah Anak, Suwata menyebut, Dikora Magetan berkolaborasi dengan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas PPKBPP dan PA). Sehingga dapat membentuk sekolah yang nyaman bagi anak didik, mulai dari pendampingan sampai dengan sistem pembelajaran di sekolah tanpa ada kekerasan.

Drs. Suwata, M.Si. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kab Magetan.

“Kalau papan nama ini belum semua bertahap, dan saya sudah berikan edaran sejak tahun lalu. Saat ini tinggal melakukan pengawalan agar di sekolah tidak ada kekerasan terhadap anak-anak,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Magetan Suprawoto, mendukung penuh konsep Sekolah Ramah Anak, yang mana pendidikan tidak hanya dilakukan di kelas, tapi bisa dilakukan dimana saja. Seperti program pemerintah pusat tentang Kurikulum Merdeka.

Tidak hanya itu saja, Pemkab Magetan juga membuat wisata edukasi ”Saba Pendopo” bagi anak-anak PAUD dan TK. Untuk memberikan pendidikan kepada anak usia dini agar bisa melihat dan belajar tentang rumah dinas Bupati.

“Zaman dulu itu masyarakat masuk pendopo hanya orang-orang tertentu. Tapi sekarang seluruh masyarakat bisa tampil di pendopo dan alun-alun Magetan, seperti Parade Surya Senja,” ungkap Bupati Magetan beberapa waktu lalu.

Perlu diketahui, Pemkab Magetan terus berupaya memenuhi hak dan melindungi anak dengan program dan kebijakan serta kegiatan melalu OPD terkait. Melalui Dikpora Magetan, pemerintah menyediakan Program Parenting yang bekerja sama dengan Unipma.

“Ini bagian dari pelayan kita. Menyediakan konsultasi dan pendampingan bagi anak. Misalnya jika ada persoalan di rumah, atau dikucilkan di sekolah. Itu kan juga bagian dari kekerasan. Semua kita minimalkan agar tak ada kekerasan,” tandas Suwata. (Red)

Loading

Leave a Reply