Stok Gula di PG Redjosari Menumpuk Ribuan Ton, Petani Tebu Menjerit

MAGETAN | INTIJATIM.ID – Stok gula di gudang PG Redjosi mengalami penumpukan. Akibtanya, para petani tebu di Kabupaten Magetan menjerit, karena produksi gulanya tidak laku.

Sebanyak 5.000 ton gula yang menumpuk di gudang PG Redjosari Magetan dan tidak bisa keluar. Penumpukan tersebut sudah terjadi selama 2 bulan berturut-turut.

“Sudah beberapa kali lelang tidak laku sesuai harga yang ditetapkan pemerintah sebesar 14.500 rupiah,” ungkap Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Unit PG Redjosarie, Hendrad Subyakto, Selasa (27/8/2025).

Akibat kondisi tersebut, para petani tebu di Magetan menuntut kehadiran pemerintah daerah untuk menyelamatkan mereka. Menurut Hendrad, pemerintah pusat telah memiliki kebijakan untuk menyerap gula tebu ini melalui ID Food dengan anggaran 1,5 Triliun.

Hendrad Subyakto, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Unit PG Redjosarie Magetan.

“Fakta di lapangan, tidak seperti kebijakan di atas, dan regulasinya tidak berjalan, karena gula kami tidak terserap. Kami meminta keadilan agar gula petani tebu terserap merata,” tegasnya.

Apabila penumpukan ini terus berjalan, Hendra menyebut, akan menggangu proses tanam tebu berikutnya. Bahkan, akan banyak petani tebu di Magetan gulung tikar karena kehabisan modal.

“Masa tanam ini sekali dalam setahun. Kalau terganggu, akan menggangu juga program swasembada gula yang dicanangkan pemerintah. Hari-hari ini, untuk biaya giling saja sudah terengah-engah. Belum biaya tanam, sewa lahan, perawatan, ini darimana kalua gula tak terbeli,” jelas Hendrad mewakil para petani tebu di wilayah timur Magetan.

Ia juga mengkhawatirkan, jika kondisi ini terus berlarut, petani tak bisa melakukan tebang lagi, yang mengakibatkan produksi giling di PG Redjosari akan berhenti.

“Hal ini bisa menghambat masa tanam tebu berikutnya, dan menganggu kualitas dan produksifitas gula di musim mendatang,” punglasnya pasrah. (Red/IJ)

Loading

Leave a Reply

This will close in 1 seconds

error: Content is protected !!