Highlight

Strategi Inovatif Magetan Tekan Stunting, Terus Menurun Hingga 2025

oplus 16908288

MAGETAN | INTIJATIM.ID – Kabupaten Magetan menunjukkan performa impresif dalam penanganan kesehatan nasional. Dalam kurun waktu enam tahun, angka prevalensi stunting di wilayah ini terjun bebas dari 30,2 persen (2018) menjadi 10,4 persen pada tahun 2024.

​Capaian ini menempatkan Magetan sebagai salah satu daerah yang berhasil melampaui target nasional. Keberhasilan tersebut dipaparkan dalam kegiatan Evaluasi Kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Harmada Joglo, Jumat (19/12/2025).

​Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Magetan, Retnowati Hadirini, mengungkapkan bahwa, kunci keberhasilan ini terletak pada efektivitas program di tingkat akar rumput. Dua inovasi yang menjadi sorotan seperti, Puspa Hunting di Puskesmas Panekan dengan Skema “jemput bola” untuk mendeteksi kasus Tuberkulosis (TB), stunting, dan gizi buruk secara dini.

Selain itu, ada ​Pantura Asmoro di Puskesmas Sukomoro, yaitu Gerakan budidaya ikan patin sebagai sumber protein tinggi yang terjangkau bagi keluarga berisiko stunting.

​”Berkat efektivitas program-program ini, Magetan mendapatkan penghargaan sekaligus insentif fiskal langsung dari pemerintah pusat,” ujar Retnowati.

​Meski angka prevalensi menurun, tantangan teknis masih membayangi. Nutrisionis Penyelia Dinkes Magetan, Dwi Tutut Yanuarti, mencatat setiap bulannya terdapat 250 hingga 300 balita yang memerlukan penanganan khusus.

​Saat ini, beban rujukan masih bertumpu pada satu rumah sakit utama. Maka dari itu, untuk mengatasi hambatan akses, Pemkab Magetan merencanakan langkah strategis di masa depan.

​”Pada tahun 2026, kami akan memperluas jaringan rujukan dengan menggandeng rumah sakit di wilayah timur dan selatan, agar penanganan balita berisiko lebih cepat,” jelas Dwi, (19/12).

​Di sisi lain, Dinkes menyoroti masalah pola asuh dan kurangnya literasi kesehatan. Banyaknya keluarga yang belum memanfaatkan Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) secara optimal, padahal buku tersebut merupakan panduan lengkap dari Kemenkes untuk mencegah stunting sejak masa kehamilan.

​Guna memastikan keberlanjutan tren positif ini, Dinkes Magetan juga akan memperkuat kolaborasi dengan Tim Penggerak PKK. “Fokus utamanya adalah advokasi langsung ke tingkat keluarga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya asupan nutrisi dan pemanfaatan media edukasi kesehatan yang ada,” papar Dwi Tutut Yanuarti.

Berdasarkan data riset kesehatan, angka stunting di Magetan turun dari 30,2 persen pada 2018 menjadi 10,4 persen berdasarkan survei SSGI 2024. Sementara data pelaporan berbasis masyarakat menunjukkan penurunan hingga 8,4 persen per Oktober 2025.

“Secara sistem sudah berjalan, hari ini tinggal penguatan. Evaluasi terus kami lakukan agar seluruh program semakin solid dan saling melengkapi,” pungkas Retnowati. (Red/Adv)

Loading

Share this content:

Post Comment

error: Content is protected !!