Magetan | Intijatim.id — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan Komunitas Kopi Cingkir (Kopikir) Magetan Jawa Timur, menggelar sosialisasi Cegah Stanting Pada Anak, untuk mengedukasi bagaimana cara mencegah stunting bagi masyarakat.
Dengan tema “Merdekakan Anak Indonesia Dari Stunting”, acara tersebut dimeriahlan dengan Festival Seni dan Budaya, dan dihadiri narasumber dari BKKBN, Sekda mewakili Bupati Magetan, dan dinas terkait lainnya. Bertempat di pelataran Pasar Baru Magetan, Kamis malam (22/12/2022).
Selain Festival Seni Budaya dan Talk Show, sosialisasi Cegah Stunting ini juga dimeriahkan dengan hadiah door price dan hadiah hiburan lainnya, bagi pengunjung yang beruntung khususnya kaum ibu-ibu.
Mewakili Bupati Magetan, Sekertaris Daerah (Sekda) Hergunadi mengatakan, pentingnya pencegahan stunting adalah untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Magetan, dengan prosentase stunting sebesar 10% dari total jumlah penduduk Magetan.
” Selain pendataan, peran serta KB dan Puskesmas kita makasimalkan untuk menangani stunting di Magetan secara intensif,” terang Hergunadi, Kamis (22/12).
Menurut Sekda Magetan, berapun angka stunting di Magetan, pemerintah tetap berupaya maksimal dalam menurunkan angka kurang gizi bagi anak di Kabupaten Magetan.
“Sebenarnya Magetan masih berada dibawah angka rata-rata Nasional yang mencapai angka stunting 17 persen, namun demikian kita tetap berupaya menurunkan stunting di Magetan,” jelas Hergunadi kepada Inti-Jatim.
Senada dengan Ahli Madya Gizi Dinkes Magetan, Dwi Tutut Yanuarti menyampaikan bahwa, sesuai riset kesehatan dasar tahun 2018 secara nasional Magetan mencapai 30,2 %. Menurut study statis gizi balita Indonesia 2019 sebesar 21,4%, namun 2021 turun 17,4%.
“Kalau sesuai data yang kita punya dari Bulan Timbang dari sebanyak 35 ribu balita, Magetan di tahun Februari 2021 mencapai 10,5 persen. Kemudian Agustus 2021 turun menjadi 10,15 persen. Dan data sementara terakhir di bulan Agustus 2022, stunting di Magetan diangka 10,16 persen, tapi data tersebut belum tervalidasi. Kami berharap nantinya bisa dibawah angka itu,” pungkasnya. (Ren)