Ubah Mindset Petani Pakai Pupuk Organik untuk Progres Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan

NGAWI | INTIJATIM.ID – Ngawi merupakan daerah lumbung padi terbesar se Jawa Timur. Oleh karena itu, progres Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan terus digenjot oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi. Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian yang mengelola sumber daya pertanian dan input usaha tani secara bijak.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi, Supardi menyebut, luas tanah di kabupaten Ngawi secara keseluruhan adalah 50.715 hektar. Sebanyak 18.000 Ha merupakan tanah Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan atau sekitar 25 persen.

“PRLB adalah perpaduan antara pupuk organik dan kimia untuk mengembalikan unsur organik tanah atau perbaikan tanah,” kata Supardi, Selasa (26/11/24).

Menurutnya, jika tidak ada perbaikan tanah, maka produksi padi di Ngawi akan semakin menurun. Oleh karena itu, Pemkab Ngawi bekerjasama dengan Pemerintah Desa menganggarkan 20 persen untuk ketahanan pangan yang bersumber dari Dana Desa ( DD). Hal ini diharapkan petani dengan kemandiriannya mampu menciptakan pupuk organik yang nantinya dipergunakan untuk lahan pertanian yang dimiliki.

Supardi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

“Memang kami kerjasama dengan desa minimal 10 juta dari Dana Desa bisa dipergunakan untuk pelatihan pembuatan pupuk MOL, saya liat 340 kelompok tani sudah bisa memproduksi atau membuat pupuk sendiri,” jelas Supardi.

Dengan mengubah mindset petani untuk menggunakan pupuk organik, kedepan lahan pertanian ramah lingkungan berkelanjutan terus meningkat sesuai arahan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono.

“Kalau tanahnya subur otomatis mengurangi biaya produksi, pupuk kimia hanya sebagai starter saja jadi kita tidak selalu bergantung pada pupuk kimia, ” pungkasnya. (Mei/Adv)

Loading

Leave a Reply