Unik dan Meriah! Sawah Run Ramaikan Peringatan Hari Jadi Ngawi ke-667

NGAWI | INTIJATIM.ID – Ada yang berbeda dalam peringatan Hari Jadi Ngawi ke-667 tahun ini. Suasana persawahan Desa Bintoyo, Kecamatan Padas, berubah total menjadi lintasan lomba lari yang penuh semangat dan tawa.

Bertajuk Sawah Run Race, kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian acara bertema Ngawi Tumbuh, Pangan Tangguh, Indonesia Emas. Sabtu pagi (12/07/25).

Acara unik ini dibuka langsung oleh Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, yang hadir bersama jajaran OPD dan tokoh masyarakat setempat. Ratusan peserta dari berbagai usia tampak antusias, berlari di tengah lumpur sawah yang menjadi medan tantangan sekaligus hiburan tersendiri.

Menurut Ketua Panitia Hari Jadi Ngawi ke-667, Supardi, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, lomba ini diikuti oleh 270 peserta, terdiri dari 70 anak-anak dan 200 peserta dewasa.

“Bahkan ada peserta dari luar daerah seperti Bojonegoro dan Magetan,” ungkapnya.

Supardi menjelaskan bahwa, Sawah Run bukan sekadar ajang perlombaan, tetapi bentuk perayaan yang membumi dan mengangkat kembali identitas agraris Ngawi.

“Lewat sawah, kita ingatkan bahwa Ngawi adalah lumbung pangan dengan potensi besar,” jelasnya.

Dalam sambutannya, Bupati Ony menyampaikan apresiasi atas kreativitas panitia. “Kalau kemarin di Paron kita punya balap traktor, sekarang Sawah Run Race. Besok bisa saja ada tinju sawah atau gulung-gulung di lumpur. Intinya, kreativitas harus terus tumbuh, asal membawa manfaat,” ucapnya yang langsung disambut gelak tawa para peserta.

Bupati juga menekankan pentingnya menjadikan pertanian sebagai identitas dan sumber kekuatan daerah. “Ngawi harus terus jadi penopang pangan nasional. Tapi bukan cuma itu, kita juga dorong tumbuhnya ekonomi kreatif, pariwisata, dan investasi demi kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Menutup sambutannya, Bupati Ony mengajak masyarakat untuk menjaga tradisi agraris seperti methil, wiwitan, dan sedekah bumi.

“Ngawi ke-667 ini bukan sekadar angka. Ini momentum untuk mensyukuri apa yang kita punya, dari sawah hingga doa-doa para leluhur yang membumi dalam setiap tradisi,” pungkasnya. (Mei/IJ)

Loading

Leave a Reply

error: Content is protected !!