SURABAYA | INTIJATIM.ID – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) menjadi moment penting bagi Yayasan Pendidikan Cendekia Utama (YPCU). Lembaga pendidikan tersebut menerima maklumat resmi dari Keluarga Besar Dr. Soetomo yang menyatakan dukungan penuh atas penggunaan nama tokoh nasional tersebut.
Maklumat ini ditandatangani oleh Ir. D. Habimono Koesoebojono. Peringatan Harkitnas menjadi penanda bahwa nama dr. Soetomo mendapat pengakuan formal dari keluarga untuk digunakan sebagai identitas kelembagaan dibawah naungan YPCU.
Ada Universitas Dr. Soetomo, SMA Dr. Soetomo, SMK UNITOMO, dan SMP Dr. Soetomo. Penggunaan nama besar ini telah mendapatkan persetujuan dari keluarga inti, yakni almarhumah Ibu Sri Oemijati dan almarhumah Ibu Siti Soendari, yang merupakan adik kandung dari Dr. Soetomo.
“Dukungan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa nama Dr. Soetomo tidak hanya diabadikan sebagai simbol, tetapi juga sebagai roh perjuangan yang terus hidup dalam semangat pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat,” ungkap Ir. D. Habimono Koesoebojono.
Sementara itu, Ketua Pengurus YPCU, Dr. Bachrul Amiq, menyampaikan bahwa, sejak didirikan pada 31 Juli 1981, Universitas Dr. Soetomo telah berjalan di atas dasar asas kepercayaan dari pihak keluarga besar. Kepercayaan tersebut diteguhkan secara resmi melalui maklumat yang ditandatangani oleh perwakilan keluarga, Ir. D. Habimono Koesoebojono.
“Sejak awal kami sadar, nama Dr. Soetomo bukan sekadar identitas. Itu adalah amanah sejarah, warisan perjuangan. Hari ini kami menerima maklumat resmi sebagai peneguhan moral sekaligus tanggung jawab yang semakin besar ke depan,” terang Dr. Bachrul Amiq.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Dr. Soetomo, Prof. Dr. Siti Marwiyah, S.H., M.H., terus berkomitmen dalam merawat dan meneruskan amanah perjuangan pelopor kebangkitan nasional tersebut.
“Kami akan terus menjaga amanah Dr. Soetomo. Akan kami jaga dengan ilmu, kami kuatkan dengan karakter, dan kami hidupkan dalam semangat kebangsaan. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak bangsa,” tutup Prof. Marwiyah. (Rwy/IJ)
