NGAWI | INTIJATIM.ID – Kepulan asap tebal mengejutkan warga sekitar di kompleks lahan kosong milik Dinas PU Bina Marga Daerah, pada Senin (6/10/2025).
Dengan tujuan pembersihan, tumpukan kayu bekas bongkaran bangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Ngawi ini dibakar hingga nyaris menimbulkan kebakaran besar. Pun, memanggil pemadam kebakaran untuk memadamkan api.
Sebut saja Heri, seorang penjaga sekolah sekaligus petugas kebersihan mengaku diminta oleh pihak sekolah untuk membersihkan dan membakar sisa-sisa bongkaran bangunan yang sudah menumpuk sejak tahun lalu.
“Ini bongkaran kayu-kayu tahun lalu. Berhubung akan ada pembongkaran lagi tahun ini, akhirnya dibersihkan dan dibakar. Tapi ternyata apinya cepat membesar dan saya kewalahan memadamkan,” ujarnya.
Meski sudah berusaha memadamkan api dengan air PDAM, usaha Heri tak membuahkan hasil. Api justru makin membesar hingga akhirnya ia memutuskan menghubungi petugas pemadam kebakaran.
“Saya sudah coba padamkan pakai air PDAM tapi gak ngatasi. Akhirnya panggil damkar,” ungkap Heri kepada intijatim.id
Petugas pemadam kebakaran Ngawi yang menerima laporan melalui call center langsung bergerak cepat. Sebanyak 7 personel diterjunkan ke lokasi dengan membawa 3 unit mobil tangki.
“Laporan yang kami terima ada kebakaran di sebelah SLB. Ternyata benar, tumpukan kayu bekas bongkaran dan ilalang di lahan kosong itu terbakar dan cukup besar,” kata Yudo, salah satu petugas pemadam.
Beruntung api berhasil dikendalikan sebelum merambat ke rumah warga yang lokasinya berdekatan dengan titik kebakaran. Meski tidak ada korban jiwa, kejadian ini sempat membuat warga sekitar panik.
“Saya sempat panik karena apinya dekat dengan rumah warga. Lahannya memang milik Bina Marga, tapi lokasinya mepet rumah-rumah. Untung damkar cepat datang,” jelas Kris, salah satu warga sekitar.
Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Sementara itu, warga berharap pembakaran sampah atau material sisa bangunan tidak dilakukan sembarangan, demi mencegah kejadian serupa di kemudian hari. (Mei/IJ)