NGAWI | INTIJATIM.ID – Dewan Pimpinan Cabang Sarekat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Kabupaten Ngawi menggelar sarasehan bertajuk “Membangun Ngawi Ramah Investasi”, bertempat di Gedung Kesenian Ngawi. Kamis (21/8/25).
Kegiatan ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kepala dinas terkait, hingga perwakilan sejumlah perusahaan yang beroperasi di wilayah Ngawi.
Sarasehan ini menghadirkan narasumber penting seperti Presiden Sarbumusi Irham Ali Syaifuddin, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko, dan Ketua DPRD Ngawi Yuwono Kartiko. Diskusi berlangsung hangat, dengan fokus pada strategi memperkuat ekosistem investasi yang inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Ngawi.
Ketua DPRD Ngawi Yuwono Kartiko menyoroti dampak positif dari masuknya investasi di daerah.
“Investasi yang berkembang akan membuka lapangan kerja baru, meningkatkan daya beli masyarakat, serta memberi efek domino bagi pertumbuhan ekonomi lokal,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Yuwono menyampaikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi tengah menyiapkan regulasi pendukung investasi, salah satunya melalui pembaruan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (Perda RTRW).
Senada dengan Ketua DPRD Ngawi, Presiden Sarbumusi Irham Ali Syaifuddin menyambut baik tren pertumbuhan investasi, namun menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara industrialisasi dan sektor pertanian. Ia menilai, pengesahan Perda RTRW menjadi langkah strategis dalam mengatur pertumbuhan kawasan industri tanpa mengorbankan ketahanan pangan daerah.
“Ngawi tetap harus menjaga identitasnya sebagai daerah agraris. Finalisasi RTRW harus mampu melindungi lahan pertanian produktif, karena sektor ini akan menjadi sangat krusial dalam 10 hingga 15 tahun ke depan,” ujar Irham.
Irham menambahkan, Sarbumusi siap mengawal dan menyiapkan tenaga kerja terampil melalui kerja sama dengan balai latihan kerja (BLK) di sekolah, komunitas, dan pesantren.
“Kami siap menjembatani proses sertifikasi dengan BNSP, agar tenaga kerja lokal tidak kalah bersaing,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko memaparkan, bahwa tren investasi di Ngawi mengalami lonjakan, terutama pada sektor manufaktur padat karya. Meski begitu, manfaat ekonomi dari investasi baru akan terasa signifikan dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
“Komitmen investor dalam menyerap tenaga kerja lokal harus menjadi syarat utama sejak awal. Ini memberi ruang bagi kami untuk menyiapkan SDM lokal yang kompeten,” jelasnya.
Menutup sesi dialog, Dwi Rianto menekankan kembali bahwa, meskipun industrialisasi penting, pertanian tetap harus menjadi identitas utama di Ngawi.
“Industri boleh tumbuh, tapi jangan sampai kita kehilangan jati diri sebagai lumbung pangan,” pungkasnya. (Mei/IJ)