Karnaval di Ngawi Jadi Ajang Pungli, Pedagang dan Penonton Mengeluh

NGAWI | INTIJATIM.ID – Gelaran karnaval di Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, yang seharusnya menjadi ajang hiburan dan ladang rezeki bagi pedagang, justru menuai keluhan dari berbagai pihak. Sejumlah pedagang dan penonton mengeluhkan adanya pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Salah satu pedagang, Dian Tri, mengungkapkan kekecewaannya setelah ditarik pungutan hingga tiga kali oleh orang yang berbeda. Ia bahkan menunjukkan salah satu karcis bertuliskan “Karang Taruna Dusun Pulorejo, Desa Kedunggalar, Ngawi” sebagai bukti.

“Uang kebersihan dan parkir senilai Rp10.000, bukan masalah nilainya, tapi saya ditarik tiga kali oleh petugas yang berbeda saat berjualan di acara karnaval,” ungkap Dian melalui unggahannya di grup media sosial Info Cepat Ngawi Peduli, Kamis (21/8/2025).

Ia menyesalkan karnaval yang seharusnya memberi manfaat bagi pelaku UMKM justru tercoreng oleh pungutan yang tidak jelas.

“Semoga ini jadi pembelajaran dan perbaikan ke depan, entah itu untuk karnaval maupun acara lainnya,” tambahnya.

Keluhan serupa disampaikan oleh pedagang lain, Agus Khentus, yang mengaku ditarik sebesar Rp20.000 hanya untuk berjualan pentol.

“Ada keramaian ya wajar kalau ada tarikan kebersihan, tapi masak jualan pentol sampai ditarik Rp20 ribu,” tulisnya.

Tak hanya pedagang, penonton pun turut merasa dirugikan. Seorang warga bernama Carren menyayangkan pengaturan parkir yang tidak ramah pengunjung.

“Sudah jalan ditutup, masih jauh dari lokasi sudah disuruh nitip motor. Saya bawa anak kecil, jalan jauh sekali ke lokasi,” keluhnya.

Menanggapi keluhan masyarakat, Camat Kedunggalar Ngawi, Arifin, menyampaikan permintaan maaf sekaligus klarifikasi terkait pengaturan jalur dan parkir selama acara.

Menurutnya, rekayasa lalu lintas dan pengaturan parkir sudah menjadi hasil kesepakatan antara panitia, tim keamanan, dan pemerintah Desa Jenggrik serta Kedunggalar, untuk kenyamanan bersama.

“Jalur Sidowayah (start) sampai lapangan Kedunggalar (finish) harus steril dari kendaraan roda dua dan empat. Setiap gang ditutup dan karang taruna diberi kewenangan membuka lahan parkir,” jelasnya.

Arifin mengaku, masih ada kendaraan yang masuk ke jalur steril, namun secara umum pelaksanaan berjalan cukup efektif.

Terkait isu pungli dan parkir ganda, ia mengajak semua pihak untuk duduk bersama menyelesaikan permasalahan.

“Monggo kita duduk bersama, biar tidak ada dusta di antara kita. InshaAllah panitia sudah berusaha maksimal demi kenyamanan semua pihak,” pungkasnya. (Mei/IJ)

Loading

Leave a Reply

This will close in 2 seconds

error: Content is protected !!