Mbah Semi Sudah Tercover Program “Bunda Kasih” Pemkab Magetan

Img 20240321 224957

MAGETAN | INTIJATIM.ID – Mbah Semi, warga Desa Gebyog Kabupaten Magetan viral dan beredar luas di medsos, setelah potongan video anggota DPR RI menyebut namanya.

Dalam video itu, Mbah Semi disebut Anggota DPR RI Ali Ridho sebagai contoh masyarakat yang tak mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sehingga paparan tersebut membuat Mensos Tri Risma Harini terharu menangis.

Pemkab Magetan juga membantah pernyataan anggota DPR RI itu. Mbah Semi tidak hidup sebatang kara, melainkan ada keluarga yang merawatnya.

Mbah Semi juga sudah menerima bantuan secara lengkap, mulai dari tercover Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional. Hingga bantuan dari APBD Magetan, berupa program “Bunda Kasih” pada tahun 2019 lalu.

Pada masa pemerintahan Suprawoto-Nanik ini, Pemkab Magetan telah melaunching program Bunda Kasih bulan September 2019, sebagai wujud perhatian pemerintah terhadap para lansia di Magetan.

“Di awal Pak Bupati menjabat, bersama Dinsos turun ke lapangan untuk mengetahui kondisi mbah-mbah kita itu. Dari situ Pak Bupati memerintahkan bahwa negara harus hadir untuk membantu mereka,” kata Kepala Dinas Sosial Magetan, Parminto Budi Utomo, beberapa waktu silam.

Data Dinas Sosial Magetan, jumlah lansia yang hidup sebatang kara saat ini mencapai 1.300 orang. Program Bunda Kasih berperan dalam bantuan pangan sebesar Rp.300 ribu terhadap para lansia, setiap bulan 3 atau 6 bulan sekali.

“Bantuan permakanan ini kita titipkan pada wali, atau perangkat atau lingkungan yang bisa menyampaikan pada penerima. Awalnya, sekitar 100 lansia. Kami bertekad untuk terus meningkatkan penerima sasaran. Dengan segala keterbatasan anggaran, saat ini jumlahnya 275 penerima,” jelas Parminto.

Melalui program Bunda Kasih, Parminto menyebut, dikembangkan melalui pendirian Panti Sosial “Mulia” di Karangrejo, Magetan, dengan model perawatan 24 jam. Pun, memiliki daya tampung sekitar 10 lansia.

“Sebagian dari mbah-mbah kit aitu memang sudah tidak bisa-bisa apa-apa. Mereka kita rawat di panti. Karena kondisinya yang membutuhkan pengawasan 24 jam,” papar Kadinsos Magetan Jawa Timur. (Red)

Loading

Leave a Reply